"Ikatlah nikmat-nikmat Allah dengan bersyukur kepada-Nya"
(Umar bin Abdul Aziz)
"Sesungguhnya nikmat itu berhubungan dengan syukur. Sedangkan syukur itu berkaitan dengan mazid (penambahan nikmat). Keduanya tidak bisa dipisahkan. Maka mazid (penambahan nikmat) dari Allah tidak akan terputus sampai terputusnya syukur dari hamba"
(Ali bin Abi Thalib)
“Sesungguhnya Allah sekali-kali tidak akan merubah sesuatu nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada suatu kaum, hingga kaum itu merubah apa-apa yang ada pada diri mereka sendiri[621], dan sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui” (QS.Al Anfal : 53)
[621] Allah tidak mencabut nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepada sesuatu kaum, selama kaum itu tetap taat dan bersyukur kepada Allah.
“Barangsiapa yang ingin lama memiliki nikmat. Sadarilah, bahwa hilangnya nikmat adalah karena kemaksiatan dan tidak adanya ketaatan yang menjadi syarat nikmat itu sendiri. Hendaklah setiap orang menghisab dirinya sendiri dan memperbaikinya agar ia tetap memiliki nikmat yang telah diberikan Allah kepadanya” (Ahmad Al Bilali)
"Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?"
(QS.Ar Rahman)
"Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam"
(QS.Al Fatihah:2)
Sudahkah kita bersyukur hari ini?