~LARANGAN MERATAPI MAYAT ~


BismiLlaahirRahmaanirRahiim.

Assalaamu'alaykum WarahmatuLlaahi Wabarakaatuh.


Alfaqih Abu Laits berkata''Menangisi mayit dengan meratap adalah haram.tidak mengapa jika hanya sekedar menangis tanpa disertai ratapan,sedangkan sabar adalah lebih utama.Allah Ta'ala selalu menepati janji akan memberikan pahala dengan tanpa hisab kepada orang yang bersabar ketika ditimpa musibah.

Diriwayatkan dari Nabi ShaLlalahu 'Alaihi Wasallam ,beliau bersabda''Orang yang menagis dengan meratap,sementara orang yang ada disekitarnya mendengarkan ratapan tangis tersebut,maka mereka semua mendapat laknat Allah dan laknat para Malaikat,juga mendapat laknat seluruh manusia.

Diceritakan tatkala Hasan bin Ali meninggal dunia,maka istrinya menunggui kuburnya sampai 1 tahun lamanya.Pada tahun pertama tiba2 ada suara yang sangat keras,sehingga suara itu bisa didengar dari arah kuburan.''Apakah kalian memperoleh apa yang telah tiada?''.Dari arah lain mereka mendengarkan suara''bahkan kalian telah berbuat buruk,maka bubarlah kalian semua jangan meratapi Hasan bin Ali''.

Dijelaskan dalam sebuah riwayat dari Rasulullah sewaktu putra beliau Ibrahim meninggal dunia,maka mengalirlah airmata beliau.Lalu Abdurrahman bin Auf berkata kepada Rasulullah ''Ya Rasulullah,bukankah engkau telah mencegah kami menagis?.Lalu Rasulullah menjawab''Sesungguhnya aku mencegah kalian untuk menghindari dua suara yang hina,yaitu suara tangis yang disertai ratapan,dengan mencakari wajah dan merobek-robek saku baju.Yang kedua adalah suaranya nyanyian.Tetapi mengalirnya air mataku ini adalah rahmat,Allah menjadikan rahmat dalam hati orang yang penyayyang''.
Rasul bersabda''Bila hati sedang dirundung kesedihan ,maka airmata akan mengalir''.

Diriwayatkan dari Wahib bin Kisan Radhiyallahu 'Anhu ,berkata''Sesungguhnya umar pernah melihat seorang wanita yang menangisi mayit,lantas ia mencegah wanita tersebut.Kemudia Rasulullah bersabda''Tinggalkan wanita ini,wahai bapaknya Hafshah,bahwa mata yang menangis itu menunjukkan kesedihan hatinya....

Sahabat fillah,semoga dengan ini semua,kita akan semakin tabah dalam menghadapi musibah.
Inna lillahi wainna ilaihi raji'un.
Sesungguhnya segala sesuatu itu berasal dari Allah,dan akan kembali kepadaNya.

Semoga Bermanfaat,,

Salam Erat Silaturrahim wa Ukhuwah Fillah.

~ o ~I LOVE ALLAH.....───::█ ────^─♥♥♥♥─^─♥
─▄████▄─▄████▄♥
▐█████████████▌♥
▐█████████████▌♥
─▀███████████▀♥
───▀███████▀♥
─────▀███▀
▓▓▓▓▓▓▓ █ I LOVE MUHAMMAD

sumber : www.facebook.com/media/set/?set=a.467949076578066.102106.270156786357297&type=1



»»  Read More>>



<iframe width="420" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/MuAasOBVhpc" frameborder="0" allowfullscreen></iframe>


Akhirnya - Gigi

Ku sadari akhirnya kerapuhan imanku
Telah membawa jiwa dan ragaku
Ke dalam dunia yg tak tentu arah
Ku sadari akhirnya Kau tiada duanya
Tempat memohon beraneka pinta
Tempat berlindung dari segala mara bahaya
Reff: oh Tuhan mohon ampun
atas dosa dan dosa selama ini
aku tak menjalankan perintahMu
tak pedulikan namaMu
tenggelam melupakan diriMu
oh Tuhan mohon ampun
atas dosa dan dosa sempatkanlah
aku bertobat hidup di jalanmu
tuk penuhi kewajibanku
sebelum tutup usia kembali padaMu
oh kembali padamu ohhh
Repeat reff
»»  Read More>>

”Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, ‘Barangsiapa yang melakukan kebajikan, maka ia mendapatkan pahala sepuluh kebajikan dan Aku tambah dan barangsiapa yang melakukan keburukan keburukan, maka balasannya satu keburukan yang sama, atau diampuni dosanya. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta dan barangsiapa yang mendekat kepada-ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa; barangsiapa yang datang kepada-ku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari. Barangsiapa yang menemui-Ku dengan dosa sepenuh bumi tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku menemuinya dengan maghfirah yang sama.” (HR. Muslim dan Ahmad)
Berikut ini ada beberapa terapi mujarab untuk menawar racun kemaksiatan. 1. Anggaplah besar dosamu Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu berkata, ”Orang beriman melihat dosa-dosanya seolah-olah ia duduk di bawah gunung, ia takut gunung tersebut menimpanya. Sementara orang yang fajir (suka berbuat dosa) dosanya seperti lalat yang lewat di atas hidungnya.” 2. Janganlah meremehkan dosa Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ”Janganlah kamu meremehkan dosa, seperti kaum yang singgah di perut lembah. Lalu seseorang datang membawa ranting dan seorang lainnya lagi datang membawa ranting sehingga mereka dapat menanak roti mereka. Kapan saja orang yang melakukan suatu dosa menganggap remeh suatu dosa, maka itu akan membinasakannya.” (HR. Ahmad dengan sanad yang hasan) 3. Janganlah mujaharah (menceritakan dosa) Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ”Semua umatku dimaafkan kecuali mujahirun (orang yang berterus terang). Termasuk mujaharah ialah seseorang yang melakukan suatu amal (keburukan) pada malam hari kemudian pada pagi harinya ia membeberkannya, padahal Allah telah menutupinya, ia berkata, ‘Wahai fulan, tadi malam aku telah melakukan demikian dan demikian’. Pada maalm hari Tuhannya telah menutupi kesalahannya tetapi pada pagi harinya ia membuka tabir Allah yang menutupinya.” (HR. Bukhari dan Muslim) 4. Taubat nasuha yang tulus Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ”Allah lebih bergembira dengan taubat hamba-Nya tatkala bertaubat daripada seorang di antara kamu yang berada di atas kendaraannya di padang pasir yang tandus. Kemudian kendaraan itu hilang darinya, padahal di atas kendaraan itu terdapat makanan dan minumannya. Ia sedih kehilangan hal itu, lalu ia menuju pohon dan tidur di bawah naungannya dalam keaadaan bersedih terhadap kendaraannya. Saat ia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba kendaraannya muncul di dekatnya, lalu ia mengambil tali kendalinya. Kemudian ia berkata, karena sangat bergembira, ‘Ya Allah Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhanmu’. Ia salah ucap karena sangat bergembira”. (HR. Bukhari dan Muslim) 5. Jika dosa berulang, maka ulangilah bertaubat Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu berkata, ”Sebaik-baik kalian adalah setiap orang yang diuji (dengan dosa) lagi bertaubat.” ditanyakan, ‘Jika ia mengulangi lagi?’ Ia menjawab, ‘Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat.’ Ditanyakan, ‘Jika ia kembali berbuat dosa?’ Ia menjawab, ‘Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat.’ Ditanyakan, ‘Sampai kapan?’ Dia menjawab, ‘Sampai setan berputus asa.”’ 6. Jauhi faktor-faktor penyebab kemaksiatan Orang yang bertaubat harus menjauhi situasi dan kondisi yang biasa ia temui pada saat melakukan kemaksiatan serta menjauh darinya secara keseluruhan dan sibuk dengan selainnya. 7. Senantiasa beristighfar Saat-saat beristighfar: a. Ketika melakukan dosa b. Setelah melakukan ketaatan c. Dalam dzikir-dzikir rutin harian d. Senantiasa beristighfar setiap saat Rasulullah shalallahu alaihi wa salam beristighfar kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali (dalam hadits lain 100 kali). 8. Apakah anda berjanji kepada Allah untuk meninggalkan kemaksiatan? Tidak ada bedanya antara orang yang berjanji kepada Allah (berupa nadzar atas tebusan dosa yang dilakukannya) dengan orang yang tidak melakukannya. Karena yang menyebabkan dirinya terjerumus ke dalam kemksiatan tidak lain hanyalah karena panggilan syahwat (hawa nafsu) lebih mendominasi dirinya daripada panggilan iman. Janji tersebut tidak dapat melakukan apa-apa dan tidak berguna. 9. Melakukan kebajikan setelah keburukan Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ”Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, dan iringilah keburukan dengan kebajikan maka kebajikan itu akan menghapus keburukan tersebut, serta perlakukanlah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi. Tirmidzi menilai hadits ini hasan shahih)) 10. Merealisasikan tauhid Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ”Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, ‘Barangsiapa yang melakukan kebajikan, maka ia mendapatkan pahala sepuluh kebajikan dan Aku tambah dan barangsiapa yang melakukan keburukan keburukan, maka balasannya satu keburukan yang sama, atau diampuni dosanya. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta dan barangsiapa yang mendekat kepada-ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa; barangsiapa yang datang kepada-ku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari. Barangsiapa yang menemui-Ku dengan dosa sepenuh bumi tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku menemuinya dengan maghfirah yang sama.” (HR. Muslim dan Ahmad) 11. Jangan berpisah dengan orang-orang yang baik a. Persahabatan dengan orang-orang baik adalah amal shalih b. Mencintai orang-orang shalih menyebabkan sesorang bersama mereka, walaupun ia tidak mencapai kedudukan mereka dalam amal c. Manusia itu ada 3 golongan i. Golongan yang membawa dirinya dengan kendali takwa dan mencegahnya dari kemaksiatan. Inilah golongan terbaik. ii. Golongan yang melakukan kemaksiatan dalam keadaan takut dan menyesal. Ia merasa dirinya berada dalam bahaya yang besar, dan ia berharapa suatu hari dapat berpisah dari kemaksiatan tersebut. iii. Golongan yang mencari kemaksiatan, bergembira dengannya dan menyesal karena kehilangan hal itu. d. Penyesalan dan penderitaan karena melakukan kemaksiatan hanya dapat dipetik dari persahabatan yang baik e. Tidak ada alasan untuk berpisah dengan orang-orang yang baik 12. Jangan tinggalkan da’wah Said bin Jubair berkata, ”Sekiranya sesorang tidak boleh menyuruh kebajikan dan mencegah dari kemungkaran sehingga tidak ada dalam dirinya sesuatu (kesalahanpun), maka tidak ada seorangpun yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran.” Imam malik berkomentar, ”Ia benar. Siapakah yang pada dirinya tidak ada sesuatupun (kesalahan).” 13. Jangan cela orang lain karena perbuatan dosanya Rasulullah shalallahu alaihi wa salam menceritakan kepada para shahabat bahwasanya seseorang berkata, ”Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan.” Allah swt berkata, ”Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku bahwa Aku tidak mengampuni si fulan? Sesungguhnya Aku telah mengampuni dosanya dan Aku telah menghapus amalmu.” (HR. Muslim). *Disadur secara ringkas dari buku 13 Penawar Racun kemaksiatan (terjemahan dari kitab Sabiilun najah min syu’mil ma’shiyyah) karangan Muhammad bin Abdullah Ad-Duwaisy, terbitan Darul Haq, Jakarta. (Sumber)

Read more at: http://www.ruanghati.com/2012/04/30/subhanallah-inilah-13-penawar-racun-kemaksiatan/
”Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, ‘Barangsiapa yang melakukan kebajikan, maka ia mendapatkan pahala sepuluh kebajikan dan Aku tambah dan barangsiapa yang melakukan keburukan keburukan, maka balasannya satu keburukan yang sama, atau diampuni dosanya. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta dan barangsiapa yang mendekat kepada-ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa; barangsiapa yang datang kepada-ku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari. Barangsiapa yang menemui-Ku dengan dosa sepenuh bumi tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku menemuinya dengan maghfirah yang sama.” (HR. Muslim dan Ahmad) Ilustrasi Tolak Kemaksiatan Ilustrasi Tolak Kemaksiatan Berikut ini ada beberapa terapi mujarab untuk menawar racun kemaksiatan. 1. Anggaplah besar dosamu Abdullah bin Mas’ud radhiallahu anhu berkata, ”Orang beriman melihat dosa-dosanya seolah-olah ia duduk di bawah gunung, ia takut gunung tersebut menimpanya. Sementara orang yang fajir (suka berbuat dosa) dosanya seperti lalat yang lewat di atas hidungnya.” 2. Janganlah meremehkan dosa Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ”Janganlah kamu meremehkan dosa, seperti kaum yang singgah di perut lembah. Lalu seseorang datang membawa ranting dan seorang lainnya lagi datang membawa ranting sehingga mereka dapat menanak roti mereka. Kapan saja orang yang melakukan suatu dosa menganggap remeh suatu dosa, maka itu akan membinasakannya.” (HR. Ahmad dengan sanad yang hasan) 3. Janganlah mujaharah (menceritakan dosa) Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ”Semua umatku dimaafkan kecuali mujahirun (orang yang berterus terang). Termasuk mujaharah ialah seseorang yang melakukan suatu amal (keburukan) pada malam hari kemudian pada pagi harinya ia membeberkannya, padahal Allah telah menutupinya, ia berkata, ‘Wahai fulan, tadi malam aku telah melakukan demikian dan demikian’. Pada maalm hari Tuhannya telah menutupi kesalahannya tetapi pada pagi harinya ia membuka tabir Allah yang menutupinya.” (HR. Bukhari dan Muslim) 4. Taubat nasuha yang tulus Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ”Allah lebih bergembira dengan taubat hamba-Nya tatkala bertaubat daripada seorang di antara kamu yang berada di atas kendaraannya di padang pasir yang tandus. Kemudian kendaraan itu hilang darinya, padahal di atas kendaraan itu terdapat makanan dan minumannya. Ia sedih kehilangan hal itu, lalu ia menuju pohon dan tidur di bawah naungannya dalam keaadaan bersedih terhadap kendaraannya. Saat ia dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba kendaraannya muncul di dekatnya, lalu ia mengambil tali kendalinya. Kemudian ia berkata, karena sangat bergembira, ‘Ya Allah Engkau adalah hambaku dan aku adalah Tuhanmu’. Ia salah ucap karena sangat bergembira”. (HR. Bukhari dan Muslim) 5. Jika dosa berulang, maka ulangilah bertaubat Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu berkata, ”Sebaik-baik kalian adalah setiap orang yang diuji (dengan dosa) lagi bertaubat.” ditanyakan, ‘Jika ia mengulangi lagi?’ Ia menjawab, ‘Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat.’ Ditanyakan, ‘Jika ia kembali berbuat dosa?’ Ia menjawab, ‘Ia beristighfar kepada Allah dan bertaubat.’ Ditanyakan, ‘Sampai kapan?’ Dia menjawab, ‘Sampai setan berputus asa.”’ 6. Jauhi faktor-faktor penyebab kemaksiatan Orang yang bertaubat harus menjauhi situasi dan kondisi yang biasa ia temui pada saat melakukan kemaksiatan serta menjauh darinya secara keseluruhan dan sibuk dengan selainnya. 7. Senantiasa beristighfar Saat-saat beristighfar: a. Ketika melakukan dosa b. Setelah melakukan ketaatan c. Dalam dzikir-dzikir rutin harian d. Senantiasa beristighfar setiap saat Rasulullah shalallahu alaihi wa salam beristighfar kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali (dalam hadits lain 100 kali). 8. Apakah anda berjanji kepada Allah untuk meninggalkan kemaksiatan? Tidak ada bedanya antara orang yang berjanji kepada Allah (berupa nadzar atas tebusan dosa yang dilakukannya) dengan orang yang tidak melakukannya. Karena yang menyebabkan dirinya terjerumus ke dalam kemksiatan tidak lain hanyalah karena panggilan syahwat (hawa nafsu) lebih mendominasi dirinya daripada panggilan iman. Janji tersebut tidak dapat melakukan apa-apa dan tidak berguna. 9. Melakukan kebajikan setelah keburukan Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ”Bertakwalah kepada Allah di mana saja kamu berada, dan iringilah keburukan dengan kebajikan maka kebajikan itu akan menghapus keburukan tersebut, serta perlakukanlah manusia dengan akhlak yang baik.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi. Tirmidzi menilai hadits ini hasan shahih)) 10. Merealisasikan tauhid Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ”Allah ‘Azza wa Jalla berfirman, ‘Barangsiapa yang melakukan kebajikan, maka ia mendapatkan pahala sepuluh kebajikan dan Aku tambah dan barangsiapa yang melakukan keburukan keburukan, maka balasannya satu keburukan yang sama, atau diampuni dosanya. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta dan barangsiapa yang mendekat kepada-ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa; barangsiapa yang datang kepada-ku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari. Barangsiapa yang menemui-Ku dengan dosa sepenuh bumi tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku menemuinya dengan maghfirah yang sama.” (HR. Muslim dan Ahmad) 11. Jangan berpisah dengan orang-orang yang baik a. Persahabatan dengan orang-orang baik adalah amal shalih b. Mencintai orang-orang shalih menyebabkan sesorang bersama mereka, walaupun ia tidak mencapai kedudukan mereka dalam amal c. Manusia itu ada 3 golongan i. Golongan yang membawa dirinya dengan kendali takwa dan mencegahnya dari kemaksiatan. Inilah golongan terbaik. ii. Golongan yang melakukan kemaksiatan dalam keadaan takut dan menyesal. Ia merasa dirinya berada dalam bahaya yang besar, dan ia berharapa suatu hari dapat berpisah dari kemaksiatan tersebut. iii. Golongan yang mencari kemaksiatan, bergembira dengannya dan menyesal karena kehilangan hal itu. d. Penyesalan dan penderitaan karena melakukan kemaksiatan hanya dapat dipetik dari persahabatan yang baik e. Tidak ada alasan untuk berpisah dengan orang-orang yang baik 12. Jangan tinggalkan da’wah Said bin Jubair berkata, ”Sekiranya sesorang tidak boleh menyuruh kebajikan dan mencegah dari kemungkaran sehingga tidak ada dalam dirinya sesuatu (kesalahanpun), maka tidak ada seorangpun yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah dari kemungkaran.” Imam malik berkomentar, ”Ia benar. Siapakah yang pada dirinya tidak ada sesuatupun (kesalahan).” 13. Jangan cela orang lain karena perbuatan dosanya Rasulullah shalallahu alaihi wa salam menceritakan kepada para shahabat bahwasanya seseorang berkata, ”Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan.” Allah swt berkata, ”Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku bahwa Aku tidak mengampuni si fulan? Sesungguhnya Aku telah mengampuni dosanya dan Aku telah menghapus amalmu.” (HR. Muslim). *Disadur secara ringkas dari buku 13 Penawar Racun kemaksiatan (terjemahan dari kitab Sabiilun najah min syu’mil ma’shiyyah) karangan Muhammad bin Abdullah Ad-Duwaisy, terbitan Darul Haq, Jakarta. Sumber : http://www.ruanghati.com/2012/04/30/subhanallah-inilah-13-penawar-racun-kemaksiatan/
»»  Read More>>


Suasana Di Alam Kubur
Sebelum malaikat Munkar dan Nakir datang kepada mayat yang sudah berada di dalam kubur, terlebih dahulu datang malaikat yang bernama Rumam dan duduk di sisi mayat itu dan berkata : “Tulislah segala amalan-amalanmu”. Mayat itu menjawab: “Bagaimana aku bias menulis sedangkan aku tidak punya punya pena, tinta dan kertas?” Malaikat berkata: “jarimu jadikan pena, air liurmu jadikan tinta dan kain kafanmu jadikan kertasnya.” Kemudian mayat itu menulis amal kebaikannya. Ketika menulis amal kejahatannya mayat itu merasa malu. Malaikat berkata: “Wahai orang yang berdosa, kenapa engkau malu menulis amal kejahatnmu sedangkan engkau tidak malu melakukannya sewaktu di dunia?” Mayat itu pun terus dipukul dengan tongkat dan berkata: “Berhentilah memukulku, aku akan menulis semua amalanku”. Setelah selesai, malaikat menyuruh menggulung suratan itu dan dimetrikan. Kemudian digantungkan suratan itu pada kuduknya hingga hingga hari kiamat, seperti firman Allah:

Artinya: “Dan setiap manusia kami ikatkan perbuatannya ke kuduknya dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah buku yang diterimanya terbuka.” (Surat Israa’:13)

KEADAAN ORANG YANG DERHAKA KEPADA ALLAH DI DALAM KUBUR

Bagi mereka yang durhaka kepada Allah, Allah suruh mereka membaca amal kebaikan dan kejahatannya tetapi ketika dibaca amal kejahatan, mereka pun diam karena malu. Lalu Allah berfirman: “Kenapa kamu malu membacanya sedangkan kamu tidak malu melakukannya sewaktu di dunia dulu?” Mereka pun menyesal di atas kedurhakaan itu tetapi penyesalan itu sia-sia saja. Dan ketika mereka sampai dia dalam kubur, bumi pun berkata: “Tahukah engkau bahwa engkaulah orang yang paling ku benci karena perbuatanmu yang jahat semasa di dunia dulu dan sekarang engkau telah berada di dalam perutku. Rasakanlah apa yang akan aku lakukan kepadamu.” Kemudian kubur itu menghimpit mereka sehingga patahlah tulang rusuk mereka. Maka amat sakit dan derita sekali. Allah datangkan pula tujuh puluh ekor ular yang paling besar (apabila seekor ular itu menghembus nafasnya ke bumi maka tidak ada tumbuhan yang dapat tumbuh karena sangat berbisa). Maka, ular itu selalu menggigit, mematuk dan mencakar manusia yang durhaka itu sampai hari kiamat. Datang pula malaikat ke arah kepalanya lalu dipukul mereka hingga hancur daging-daging dan berserakan tulang-tulang mereka. Kemudian dinyalakan api untuk membakar badan itu. Maka, sangat derita dan sakit sekali siksanya.

Bagi orang-orang Islam yang disiksa, mereka bertanya kepada malaikat: “Mengapa engkau siksa aku sedangkan aku shalat, puasa dan zakat?” Malaikat menjawab: “Karena telah datang kepada kamu orang yang dianiaya minta tolong kepadamu tetapi kamu tidak mau menolongnya dan kamu pernah ketika akan shalat tetapi kamu tidak mau mengetus air kencingmu. Itulah sebabnya kamu disiksa.”

Rasulullah bersabda:

“Barangsiapa melihat orang yang teraniaya kemudian minta tolong kepadanya tetapi dia tidak mau menolongnya, niscaya akan dipukul di dalam kubur seratus kali dengan tongkat api”.

Kemudian datang malaikat Munkar dan Nakir, hitam badannya, biru kedua matanya, bersuara seperti halilintar membelah bumi dan bertaring panjang, bertanya: “Siapa Tuhanmu?” “Aku tidak tahu” jawabnya. Lalu dipukul dengan sekuat-kuatnya sehingga hancur daging dan berserakan tulang-tulang mereka. Didatangkan pula seekor ular besar yang bernama suja’ul aqra’ yang menjunamkan jasad dan rohnya ke dasar bumi kemudian diangkat ke atas kemudian dijunamkan lagi berkali-kali. Amat dahsyat rasanya, tiada siapa yang dapat menolong. Setelah disiksa, kemudian malaikat bertanya lagi: “Siapa nabimu” “Aku tidak tahu” jawabnya. Dipukul lagi, disiksa lagi, ditendang lagi, dikekang kedua kakinya hingga retak kelangkangnya. Sakit!!! Sakit!!! Sakit!!! Kemudian ditanya lagi: ‘Apa agamamu?” “Aku tidak tahu” Dipukul, disiksa, ditendang, dilempar, dijunam dan lain-lain jenis siksa yang sangat dahsyat. Begitu juga dengan pertanyaan mengenai kiblat, iman dan saudara. Siksaan-siksaan di dalam kubur akan dirasa terus sampai hari kiamat datang.

KEADAAN ORANG YANG BERIMAN DI DALAM KUBUR

Bagi orang yang benar-benar beriman, ketika dimasukkan ke dalam kubur akan datang dua malaikat dari kepalanya. Berkata kepalanya : “Jangan kamu datang dari kepala karena dia telah banyak shalat siang dan malam dengan khusyuk dan tawadhuk kepada Allah. Hatinya sangat takut dengan tempat ini (kubur). Malaikat pun beralih ke kakinya. Lalu kedua kakinya berkata : “Jangan kamu datang dari kaki karena dia senantiasa berjalan ke masjid untuk shalat berjemaah, ke tempat pengajian dan ke tempat-tempat yang mendatangkan kebajikan dan pahala. Ia sangat cemas dengan peristiwa yang berlaku di tempat ini.” Malaikat beralih pula ke sebelah kanan dan terdengar suara berkata : “Jangan kamu datang dari sebelah ini karena dia telah banyak bersedekah dan berkorban di jalan Allah dan dia sangat takut dengan peristiwa di tempat ini.” Beralih pula ke sebelah kiri dan terdengar pula suara : “Jangan kamu datang dari sebelah ini karena dia telah banyak berlapar dahaga (puasa) dan dia telah merasa kegerunan tragedi di tempat ini semasa di dunia lagi.” Kemudian mayat itu terjaga dan bertanya kepada malaikat : “Apa yang kamu mau hingga datang kemari ?” Malaikat menjawab :”Kami ingin mendengar kamu mengesakan Allah.” Mayat yang penuh dengan iman, amal kebajikan dan takwa itu menyebut dua kamlimah syahadah: “Asyhadu alla ilaha ilallah wa asyhadu anna Muhamadur rasulullah.” Berkata malaikat : “Layaklah engkau hidup di dunia sebagai seorang mukmin sejati dan mati sebagai mukmin sejati. Tidurlah engkau seperti tidur pengantin baru.” Malaikat membuka satu hijab di atas kepalanya maka dilihatnya kedudukannya di syurga. Kemudian dihamparkan permadani dan pakaian dari syurga. Didatangkan juga udara yang sangat nyaman dan wangian yang sangat harum serta diluaskan kuburnya sejauh mata memandang. Kemudian datang seorang lelaki yang sangat tampan, bagus pakainnya, harum baunya, seraya berkata : “Bergembiralah engaku. Hari ini kita dipertemukan agar aku dapat memberi pertolongan keadamu.” Mayat itu bertanya : “Siapakah engakau ?” “Akulah amal-amal sholehmu.” Bergembiralah mayat itu dengan temannya yang baik itu, yang senantiasa menjaga dan mengawasnya hingga hari kiamat nanti.

Diletakkan di dalam kubur-kubur para mukmin lampu-lampu yang bergemelapan seperti bulan purnama. Beristirahatlah mayat mukmin di dalam kubur dengan tenangnya sesuai dengan jerih payahnya dia beramal ibadah, bersabar dalam menghadapi bala bencana yang datang kepadanya, kesungguhannya dalam berjuang melawan hawa nafsu yang senantiasa mengajak kepada kejahatan. Banyak persiapan yang telah dilakukan untuk menghadapi hari dimana harta, anak dan kedudukan tidak berguna lagi. Orang seperti inilah yang layak menerima nikmat dari Allah, sesuai dengan janji Allah yang akan memberi balasan yang baik kepada mereka yang benar-benar menghambakan diri. Di dalam kubur pun Allah telah memberi nikmat yang sangat istimewa.

Posted by aminudin at 9:11 AM
»»  Read More>>


Bagaimana suasana malam pertama di alam kubur… Bagaimana kedasyatan siksaannya…? Dosa-dosa apakah yang menyebabkan siksaan kubur…? Bagaimana kaedah menjemput kematian terindah…?

“Setiap yang bernyawa pasti merasai mati, Wahai jiwa yang tenang, Pulanglah kehadrat Tuhan mu dengan gembira dan diredhai, masuklah dalam jemaah hamba-hamba-Ku, dan masuk pula dalam syurga-Ku…”

Pada hari itu ia begitu bahagia, menikmati indahnya alam ciptaan Allah, bersama anak dan keluarga, penuh keceriaan, hidup dalam kesenangan dan kehidupan yang terjamin, tertawa melihat telatah anak-anaknya, demikian pula dia ditertawakan oleh anak-anaknya… lalu tiba-tiba ia didatangi oleh suatu malam, malam disaat dia dijemput oleh kematiannya…

Sakarat….. Sakaratul Maut….

“Dan datangnya sakaratul maut itu benar… Itulah yang kamu selalu lari dari padanya… Ditiuplah sangkakala Hari terlaksananya Ancaman… Setiap jiwa datang dengan malaikat yang jadi saksi… Sungguh kami lalai akan kenyataan ini… Maka kami singkapkan kakitanganmu, pada hari itu hingga penglihatanmu menjadi jelas” (Qaf: 19-22).

Malam itulah malam pertama ia berada dalam alam kubur… sendiri dikecam oleh kesunyian, tanpa anak dan isteri/suami juga sahabat karib… yang ada hanyalah amal… inilah malam pertama anak kita menjadi yatim, dan isteri/suami kita menjadi janda/duda… malam pertama yang menggusur dari tempat tidur yang empuk menuju dinginnya tanah berselimutkan kafan… inilah malam yang mengusir kita dari rumah mewah dan megah.. menempati liang lahad yang gelap dan sempit… kelmarin malam kita masih berpesta, makan dan minum bersama sahabat karib… tiba-tiba kita masuk pada malam pertama dimana kita menjadi santapan cacing tanah dan serangga… pada malam ini kita baru sedar.. Ternyata… HARTA, KELUARGA, PEKERJAAN yang keras kita mencarinya sampai lalai dari mengingati Allah… tidak sedikitpun daripada semua itu menemani dan membela kita…

Allah SWT berfirman, “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu, sampai kamu masuk kedalam kubur, janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui akibat perbuatanmu” (At-Takatsur: 1-3)

Inilah malam episod pertama dari alam akhirat, kuburan boleh menjadi taman syurga, sebaliknya ia boleh menjadi satu lubang dari lubang-lubang neraka… inilah kematian datang dengan tiba-tiba… ia datang tepat pada waktunya… tidak lambat dan tidak cepat… meragut dengan paksa, melenyapkan segala nikmat dunia.. tidak pernah menilai kita tua atau muda, kaya atau miskin, sihat atau sakit… ia datang untuk mengeluarkan manusia dari alam kehidupan yang selama ini kita jalani.. ketahuilah rumah yang kukuh dan megah tidak akan mampu membentengi datangnya sang pencabut nyawa…

Banyaknya wang di bank tidak mampu memberi rasuah kepada Malaikat untuk undurkan waktu kematiannya… inilah realiti kematian… sudah bersiapkah kita menghadapi malam pertamanya… Bukankah Rasulullah Saw ada bersabda “ Orang yang bijak adalah yang sentiasa mengingati mati di antara kamu, dan ada bekalan setelah kematiannya..” Marilah kita siapkan bekalan untuk menjadi penyinar di alam kubur nanti… demi Allah, tiada yang sanggup menerangkannya melainkan dengan iman dan amal yang soleh..

Metode Menjemput Kematian…

“Kematian adalah nasihat terbaik dan guru kehidupan, sedikit sahaja kita lengah dari memikirkan kematian, maka kita akan kehilangan guru terbaik dalam kehidupan”

Sesungguhnya manusia telah memilih bagaimana akhir hidupnya… dan pilihan itu ada pada bagaimana ia menjalani kehidupannya… sebagaimana ia menjalani kehidupannya seperti itulah berakhirnya kematiannya… kerana sesungguhnya dengan menjalani kehidupan bererti kita sedang menuju kepada kematian kita…

Pernahkah kita mendengar berita tentang seorang penzina mati di katil hotel diatas perut pasanganya… seorang penagih dadah mati ketika menghisapnya… dan para penjudi mati diatas meja judinya… begitu juga kita pernah mendengar ahli ibadah mati di atas tikar sejadahnya…

Alangkah malangnya, saat ajal tiba kita masih berlumur dosa berbalut nista… inilah malam pertama kita DI ALAM KUBUR… sendiri, di cekam sepi gelap yang tidak pernah terbayang… hilanglah sudah… semua gemerlapnya DUNIA… RUMAH dengan jerih payah bertahun-tahun telah kita bangunkan… ISTERI/SUAMI dan pengabdiannya begitu tulus… ANAK, yang padanya darah daging kita… ORANG TUA yang titisan kasih sayangnya.. mengalir di tubuh kita… dan PEKERJAAN, yang bermati-matian kita habiskan waktu untuknya… KERETA MEWAH yang selalu menjadi kebanggaan… tapi kini hari itu telah pergi… masa pun telah tiada… yang tersisa hanya dosa… yang terus terbayang…

TERINGAT… akan ISTERI/SUAMI yang sentiasa dinafikan hak-haknya… ANAK, yang telah kita kotori tubuhnya dari nafkah yang HARAM… ORANG TUA, yang di sisa hidupnya belum sempat dibahagiakan… SAHABAT KARIB, yang meminta bantuan kita biarkan… dan KAWAN-KAWAN, yang telah banyak kita kecewakan…

Ya ALLAH, masihkah ada hari milik-Mu untukku… agar boleh ku lunaskan segala urusan… lilitan hutang yang belum terbayar… banyaknya AMANAH dan KEPERCAYAAN yang tidak disampaikan… beribu JANJI yang sering diingkari… dan WANG RASUAH, yang telah kita nikmati dan kita bagi… namun kini, PINTU-MU… sudah tertutup rapat… bertaubat sudah terlambat, menyesali diri sudah tidak bererti… dan tinggallah sendiri menanggung beban DOSA dan KESALAHAN yang tidak terMAAFKAN… merasakan PENDERITAAN yang PANJANG yang tiada berakhir… SEKARANG, adakah dalam hati kita MATI itu sebagai PENASIHAT..??? Semoga selagi masih ada waktu…


Fasa-Fasa Alam Kubur

Kesempitan kubur, pertanyaan malaikat, azab atau nikmat kubur, ditempatkannya ruh dan kebangkitan…

Alam kubur adalah alam perantaraan kehidupan dunia dan akhirat yang dimulai setelah kematian dan berakhir selepas kebangkitan… selama masa ini, seorang yang beriman merasa bahagia… sementara orang kafir merasa sengsara… orang yang sudah mati akan dihimpit dalam kubur… siapa pun ia kafir atau muslim akan merasakan himpitan kubur… bezanya penyimpitan yang dirasakan seorang mukmin tidak berlaku selamanya, tidak seperti orang kafir yang akan berterusan himpitan kuburnya sampai hancur tulang-tulangnya…

Sebagaimana sabda Rasulullah saw: “Sesungguhnya kubur itu memiliki himpitan, seandainya ada orang yang selamat darinya, maka selamatlah Sa’ad Bin Mu’adz…” Sa’ad Bin Mu’adz akan mengalami himpitan kubur, padahal ia adalah seorang pemimpin penuh kemuliaan, kematiannya menggoncangkan ‘Arasy, dibukakan baginya pintu-pintu langit, Kasyahidannya disaksikan oleh 70 ribu malaikat…

Hadis yang diriwayatkan oleh Nasa’I dari Rasulullah SAW: “Kematiannya menggoncangkan ‘Arasy, dibukakan baginya pintu-pintu langit, pintu yang banyak, Kesyahidannya disaksikan oleh 70 ribu malaikat, maka sungguh ia mengalami himpitan kubur, kemudian Allah melapangkanya.”

Apabila Sa’ad Bin Mu’adz seorang pemimpin yang besar, hamba Allah yang soleh dan mendapatkan mati Syahid mengalami himpitan kubur… bagaimana dengan kita..? Allahuakhbar… Ya Allah Terimalah taubat-ku… selamatkanlah aku dari azab kubur…

Rasulullah SAW bersabda “Seorang manusia apabila diletakkan dia di dalam kuburnya dan sahabatnya berpaling pulang sedang ia mendengar suara sandal mereka akan datang kepadanya dua malaikat dan mendudukkannya dan bertanya… SIAPAKAH TUHAN-MU…?, SIAPAKAH NABI-MU…?, APAKAH AGAMA-MU…?... dia menjawab, ALLAH ADALAH TUHAN-KU… MUHAMMAD ADALAH NABI-KU… ISLAM ADALAH AGAMA-KU…

Terdengarlah seruan dari langit, “Benar.. Hambaku, hamparkan baginya tikar dari syurga, lalu angin dan wangi syurga datang kepadanya kemudian kubur diluaskan seluas mata memandang, seorang yang rupawan datang menemaninya, yang tiada lain itulah amal solehnya.” (Hadis riwayat Ahmad, Abu Daud, Hakim dan Baihaqi).

Benarkah kita… boleh menjawabnya…? Dari lisan yang jarang menyebut Asma-Nya… dan ibadah yang sering kita remehkan… Serta sunnah Rasul… yang kita abaikan… pada saat itu… kita hanya mampu menjawab… TIDAK… TIDAK… TIDAAAKKKKK...

Terdengarlah suara penyeru dari langit… Hambaku ini seorang pendusta… Hamparkan padanya tikar dari api neraka, bukakan baginya pintu neraka, panas dan keringnya neraka mendatanginya… Kubur disempitkan sampai pecah tulang-tulangnya… seorang berwajah buruk berpakaian buruk dan berbau busuk datang kepadanya… Yang tiada lain itulah amal buruknya…


Tragedi… Siksa Kubur

“Aisyah Ra bertanya tentang azab kubur, Rasulullah SAW menjawab: Ya, azab kubur pasti ada.” (HR. Bukhari – Dalam Kitab Al-Janaiz).

“Aisyah Ra meriwayatkan bahawa Rasulullah SAW berdoa dalam solatnya, “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari azab kubur…” (HR. Mutafaqun Alaih).

“Ketika orang-orang yang derhaka kepada Allah tidak mampu menjawab pertanyaan malaikat, lalu ia dipukul dengan besi… hingga ia menjerit dengan teriakan yang sangat keras… didengar oleh semua makhluk Allah, kecuali Jin dan Manusia,” (HR. Bukhari dan Muslim).

Saatnya kita menyaksikan… kejadian nyata tentang siksa kubur yang berlaku di Jazirah Arab… Seorang pemuda yang dikeluarkan dari kuburnya setelah beberapa jam dia dikuburkan… Akibat mengalami azab kubur, pemuda tersebut telah berubah wajah dan jasadnya… Pemuda tersebut merupakan remaja muslim yang meninggal pada usia 18 tahun… seorang pemuda yang rosak akhlak dan agamanya… dan sering melalaikan solat… hampir tiga (3) jam pemuda tersebut dikuburkan, pihak keluarga meminta kubur tersebut digali semula untuk keperluan tertentu…

Dan apa yang terjadi selepas mayat tersebut dikeluarkan… pandangan yang sangat mengaibkan… Rambut yang hitam menjadi putih… Dari mulut dan hidung keluar darah yang masih merah pekat… seperti baru mengalami siksaan kubur yang sangat keras… seperti ada yang memukul dibahagian belakang kepalanya… dengan wajah seperti dilemas dan membeku…

Bagi seorang muslim… ini adalah pengajaran yang sangat-sangat berharga agar segera memperbaiki hidupnya… dengan bertaubat dari dosa-dosa yang telah dilakukan…

Sementara itu… sebagai pengajaran dan iktibar untuk kita…

Suara jeritan jutaan manusia di alam bumi yang lain… di sebuah lubang galian yang berada di daerah Siberia… Dr. Azzacove bersama kumpulannya telah melakukan sebuah kajian tentang pergerakan perut bumi di daerah Siberia, Rusia… kemudian mereka memasang alat pembesar suara supersensitive untuk mendengar suara pergerakan perut bumi… sebuah penemuan yang sangat mengejutkan, ketika mesin penggali sampai pada salah satu perut/kulit bumi… dari ruang/alam bumi yang lain, terdengar suara manusia berteriakan sangat keras dalam kesakitan… bahkan suara jeritan itu jumlahnya bukan seorang tetapi ribuan bahkan jutaan orang… sebagai seorang muslim kita tidak akan ragu lagi bahawa suara tersebut adalah suara manusia yang sedang disiksa di ALAM KUBUR…


Sebab-Sebab Siksa Kubur…

Ibnu Qoyyim Rahimahullah, dalam kitab Ar-Ruh menyebutkan ada beberapa dosa dan maksiat yang dapat menyebabkan kita disiksa di ALAM KUBUR, diantaranya :

1. Melalaikan Solat
2. Membaca al-Quran kemudian melupakannya
3. Tidak bersuci setelah membuang hadas kecil
4. Berkata bohong
5. Tidak membayar zakat
6. Corak kehidupan yang berlebih-lebihan
7. Memakan riba
8. Rasuah
9. Memfitnah sesama saudara muslim
10. Khianat terhadap amanah
11. Enggan menolong sesama muslim
12. Meminum arak
13. Berzina
14. Membunuh

“Wahai anak Adam… Sesungguhnya apa yang kau minta dari-Ku… dan yang kau harapkan dari-Ku… Ampunan-Ku bagimu yang meminta dan tidak bagi yang enggan…”

“Wahai anak Adam… Meskipun dosamu sepenuh petala langit… kemudian engkau meminta ampun pada-Ku… Ampunan-Ku bagimu dan tidak bagi yang enggan…”

“Wahai anak Adam… Seandainya kau datang pada–Ku dengan kesalahan seluas bumi… kemudian engkau datang kepada-Ku… dan tidak berbuat syirik pada-Ku dengan sesuatu pun… Sungguh Aku akan berikan kepadamu ampunan…”

Ya Allah… terimalah taubatku… Ya Allah… terimalah taubatku… Ya Allah… terimalah taubatku…

Alangkah bahagianya… seandainya maut menjemput kita sedang berurai air mata merasakan manisnya iman dalam sujud penghambaan… rindu akan perjumpaan dengan-Nya…

Alangkah indahnya air mata yang selalu berlinang dari munajat seorang anak soleh kepada Allah… Merindukan kemuliaan dan keselamatan bagi kedua orang tuanya… taburan doanya menjadi cahaya yang menerangi dari gelapnya ALAM KUBUR…

Doa-doanya menghantar kepulangan orang tuanya pada Allah dalam Husnul Khatimah… rintihan dan munajatnya menjadi benteng yang kukuh sebagai penghalang dari azab dan siksa kubur… Doa yang tiada terputus mengalir dari ketulusan dan keheningan hati agar orang tuanya dalam kasih sayang Allah…


Rujukan :

1. Kitab Ar-Ruh : Ibnul Qoyyim,
2. Kitab Al-Janaiz : Imam Bukhori,
3. Kitab Awwalu Lailatin Fil Qobr : Dr. Aidh Al-Qorni,
4. The Spectacle Of Death : Khwaja Muhammad Islam,
5. Grave Punishment : Al-Sunna.
Nukilan Oleh : LokmanHakim ~ Pada 2/09/2009

Sumber : http://luqiem-muqaddimah.blogspot.com/2009/02/malam-pertama-di-alam-kubur.html
»»  Read More>>


]







♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥Assalamu’alaikum♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫


Derita karena Dusta

Oleh Abu Umar Abdillah


Tak seorangpun rela dan suka dibohongi. Tapi anehnya, rata-rata orang tidak membenci dirinya berbohong. Sebagian bahkan merasa enjoy dan menikmati kebiasaan dusta. Memang, awal mula dusta itu tidak terjadi begitu saja. Ada faktor pemicunya, dan ada segudang alasan sehingga banyak orang nekat melakukannya.


Untung Diharap, Apes Didapat

Adakalanya seseorang berdusta demi mendapatkan berbagai manfaat. Seperti dusta yang dijalani saat berjual beli. Dalam hitungan matematis, pembohong itu merasa mendapat keuntungan dengan menipu. Karena dia mendapatkan selisih keuntungan dari takaran, timbangan maupun kualitas barang. Hingga dusta menjadi jurus andalan untuk mengeruk keuntungan.

Ia lupa bahwa ada Dzat yang kuasa menentukan kadar keuntungan, yang tidak terikat oleh rumus matematis atau kalkulasi yang dibuat oleh manusia. Dzat yang kuasa untuk menimpakan kebangkrutan di luar perhitungan para penipu yang ingin kaya dengan cara berbuat curang. Dan Nabi telah mengabarkan kerugian yang dialami oleh orang yang berjual beli dengan dusta,

الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا، فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِي بَيْعِهِمَا، وَإِنْ كَذَبَا وَكَتَمَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا

“Dua orang yang bertransaksi jual beli itu punya hak khiyar (memilih) selama belum berpisah. Bila keduanya jujur dan menerangkan (apa adanya), maka keduanya akan diberi barakah dalam jual belinya. Tapi bila mereka berdusta dan menyembunyikan (cacat) maka akan dihilangkan keberkahan jual beli keduanya.” (HR Bukhari dan Abu Dawud)

Alloh berkehendak membalas tipu daya orang yang ingin meraup untung dengan jalan yang haram. Hingga apa yang didapatkan akhirnya berkebalikan dengan apa yang diharapkan. Dusta akan melenyapkan keberkahan dan kemanfaatan rejeki, mendatangkan kesulitan dan kesempitan, serta menghilangkan kepercayaan pelanggan terhadapnya. Karena betapapun pintar seseorang menyembunyikan kedustaan, akhirnya akan terendus juga. Dan tatkala orang-orang telah mengetahui pedagang yang suka mengelabuhi, maka takkan ada lagi yang sudi untuk berjual beli.


Mencari Simpati Menuai Caci

Adakalanya seseorang berdusta untuk menaikkan gengsinya di hadapan manusia. Atau ingin menarik simpati orang yang diajaknya bicara. Iapun berusaha memoles kata, menghiasi cengkerama dengan kisah yang hiperbola, dan membumbui cerita dengan data-data dusta tentang dirinya. Tentang aset yang dimilikinya, kepahlawanannya, atau aktifitas palsu yang membuat lawan bicara berdecak kagum terhadapnya.

Hanya orang yang cupet nalar dan berakal dangkal, yang ingin menarik simpati orang dengan jalan mengumbar dusta. Sungguh dia tak pernah belajar dari pengalaman. Bukankah masing-masing kita pernah merasa kecewa berat karena ditipu, merasa jengkel dan betapa merasa bodohnya kita saat kita terbuai oleh kata-kata manis yang menipu. Dan akhirnya kita memutuskan untuk tidak respek kepada si pembohong, dan memberikan stempel buruk terhadapnya. Maka jika kita pernah mengalami peristiwa semisal ini, bagaimana mungkin kita akan menjadikan dusta sebagai cara memperoleh simpati?

Sesaat, terkadang dusta memang bisa menaikkan pamor, menarik simpati pendengar bahkan boleh jadi lawan bicara lantas memutuskan untuk mengiyakan ajakannya. Namun, itu tak akan berlangsung lama. Seperti kata pepatah “sepandai-pandai menyimpan bangkai, baunya akan tercium juga.” Dan jeda antara dusta dan waktu terbongkarnya, pembohong tak pernah merasakan lega dan tenang di hatinya. Rasa was-was dan bayang-bayang resiko yang ditimbulkan oleh kebohongannya selalu menghantui pikirannya. Dan iapun tahu, bahwa kelak akan terkuak juga, seperti menunggu bom waktu, yang ia tidak tahu kapan akan meledak dan meluluhlantakkan dirinya.

Yang sebenarnya, tidak ada kata yang lebih enak untuk didengar, lebih menenangkan hati bagi pembicara dan lebih mengundang simpati dari kejujuran. Dan tiada kata yang lebih menyakitkan, membuat hati was-was dan mendatangkan kebencian dari kedustaan. Maka benarlah yang disabdakan Nabi n,

فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيْبَة

“Sesungguhnya kejujuran itu (membawa) ketenangan, dan kedustaan itu (menyebabkan) kebimbangan.” (HR Tirmidzi, beliau mengatakan “hadits hasan”)

Kejujuran tak akan berkurang kadar kebaikannya, meski kita berada di zaman yang dipenuhi oleh atmosfir kedustaan. Yang menganggap kedustaan sebagai kecerdikan, dan memandang kejujuran sebagai kampungan atau kepolosan. Alangkah indah ungkapan sahabat Umar bin Khathab, “Sungguh, aku direndahkan orang karena kejujuranku, itu lebih aku sukai daripada aku disanjung karena kedustaanku.”

Karena sanjungan semisal itu hanyalah semu dan hanya muncul dari orang-orang yang tidak tahu. Sementara yang pasti, dusta itu kotor dan keji. Ada riwayat yang disebutkan oleh Imam Tirmidzi bahwa, “Jika seorang hamba berdusta, maka malaikat akan menjauh darinya sejauh satu mil lantaran bau busuk yang keluar dari lisannya.” Tirmidzi menyatakan haditsnya hasan, hanya saja Syeikh al-Albani menyatakan sebagai hadits dha’if.


Dusta Berakhir Derita

Sebagaimana kerugian akan dialami oleh pendusta dalam hal duniawi, begitupun dalam hal ukhrawi. Satu dusta akan melahirkan dusta kedua untuk menutupi dusta pertamanya. Dusta kedua akan mengundang dusta yang ketiga demi menutupi dusta yang kedua, dan seterusnya. Karena dusta berpotensi kuat untuk beranak pinak dan berkembang biak.

Bukan saja mengundang dusta berikutnya, bahkan dusta bisa menjadi awal dari dosa apa saja. Baik berhubungan dengan Sang Pencipta, maupun dengan sesama manusia. Karena dengan lisannya dia merasa aman untuk menutupi dosanya di hadapan manusia. Maka yang terus menjadi perhatiannya adalah, bagaimana ia bisa berdosa apa saja sekaligus menyiapkan alibi dusta untuk menutupinya. Namun, ia tidak bisa bersembunyi dari Alloh. Jika kedustaannya tak terendus oleh manusia yang mempercayainya, itu bukan berarti Alloh mengasihinya. Bukan pula Alloh tidak punya cara untuk menyingkapnya di tengah manusia. Justru dengan kelihaiannya dalam berdusta, semakin bersemangatlah ia untuk menumpuk dosa, dan jika dosa telah menggunung, kemana lagi ujung perjalanannya kalau bukan ke neraka. Nabi n bersabda,

وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِى إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِى إِلَى النَّارِ


”Jauhilah oleh kalian dusta, karena dusta itu membawa kepada dosa, dan dosa itu menjerumuskan ke neraka.” (HR )

Semoga Alloh menjauhkan kita dari sifat dusta, aamiin.


@Insya All Bermanfaat


Semuanya dari Alloh milik Alloh untuk disebar luaskan demi tegaknya Islam... ^_^

Maka dipersilahkan untuk men-share/membagikan dan meng-copy paste-nya....

Silahkan tag sendiri yaa...

Gabung di sini yuukk.. :

https://www.facebook.com/vera.berharap.ridhonya.1

http://www.facebook.com/pages/Taman-Hikmah-Islami/258172537533741


http://www.facebook.com/pages/Alquran-dan-Hadits/167465033273623

http://www.facebook.com/pages/1-Ayat-Al-Quran-1-Tafsiran/249765705041493


http://www.facebook.com/pages/INSYA-ALLAH/172805932789734


http://www.facebook.com/PENDAMBA.SURGA.ALLAH


http://www.facebook.com/pages/Subhanallah-Alhamdulillah-Allahu-Akbar/198460586889916
»»  Read More>>


(`'•.¸ ♥ Ketika Hati Masih Gelisah ♥¸.•'´)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Sahabat saudaraku fillah..sebagai seorang muslim yang baik hendaklah menjadikan Allah sebagai tempat bergantung dari segala persoalan. Termasuk permohonan kita agar dikaruniai pasangan hidup yang sholeh/sholehah. Karena di dunia ini tak ada satupun persoalan tanpa campur tangan Allah .Jika hati gelisah belum menemukan muaranya maka meneguhkan kesabaran dan memohon dengan pasrah melalui do’a dan shalat itu akan lebih menentramkan. ” Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan ( kepada Allah ) dengan sabar dan ( mengerjakan ) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” ( QS. Al-Baqarah: 153).


Saudaraku..berikut ini sebuah do’a jika hati kita dibelenggu rasa gelisah mengharap hadirnya pasangan hidup.Laksanakan sholat sunnah minimal 2 rakaat ( dhuha/ istikharah/tahajud / sholat sunnah yang lain ) lalu berdo’alah dengan suara pelan dan khusyu’.


Bismillaahirrahmaanirrahiim.. “ Ya Allah Yang Maha Pengampun lagi Maha Bijaksana , Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Yang Maha Perkasa lagi Maha Berkehendak. Ampunilah berbagai dosa-dosa hamba. Hamba terima sepenuhnya kondisi hamba yang masih melajang ini. Hamba ikhlas dengan ketentuan dan ujian dari-Mu. Hamba maafkan diri hamba yang masih sering kecewa dengan kondisi ini, maka maafkanlah hamba. Ampunilah hamba, sucikanlah jiwa hamba, rahmatilah hamba, dan pancarkanlah cahaya-Mu kepada hamba. Tampakkanlah cahaya-Mu yang mulia melalui jiwa dan wajah hamba. Ajarkanlah diri hamba tentang tanggung jawab, ajarkanlah diri hamba untuk bisa menjadi pendamping yang menenangkan dan menyenangkan untuk pasangan hamba kelak, dan ajarkanlah diri hamba tentang berserah diri yang penuh. Ya Allah hanya kepada-Mu hamba berserah diri sepenuhnya dan kuserahkan kepada-Mu jodoh hamba sepenuhnya. Ampunilah hamba-Mu ini sebab semuanya kembali kepada-Mu” . Aamiin.

Kemudian tariklah nafas yang dalam perlahan, hembuskan juga secara perlahan sambil beristighfar perlahan dan akhiri dengan mengucapkan hamdalah. Alhamdulillaahirabbil aalamiin.

( Sumber untaian do’a :Ustadz Zain Fuad Abdullah/ Kang Zain dan Ustadz M . Ferry Wong )


Saudaraku..agar jiwa dan hati kita tenang perbanyaklah tilawah Al-Qur’an dan lepaskan rasa ingin memiliki terhadap calon pasangan kita. Karena pasangan kita bukan sekedar dimiliki tapi dihargai, disayangi dan dicintai. Melepaskan bukan berarti tak lagi peduli namun tidak membelenggunya dengan ego atau kepentingan kita sendiri. Lepaskan , pasrahkan dan titipkan pada Ilahi Rabbi , Insya Allah segalanya akan baik-baik saja. Andaikan dia yang ditaqdirkan menjadi bagian dari tulang rusuk kita tentu akan bersatu juga. Namun jika dia tidaklah ditaqdirkan menjadi bagian dari tulang rusuk kita sekuat apapun usaha kita mempertahankannya tetap akan lepas juga.

Silahkan di Tag/Share….Semua untuk Umat dan Syiar Islam, Silahkan saling bantu Tag sahabat-sahabat yang lain, Kunjungi Blog dan Page kami dan klik ''Like/Suka'' untuk Bergabung. ❀ Jazzakumullahu khayran wa Barakallahu fiikum. ❀


✿MENATA AKHLAQ Menuju Ridha dan Cinta-NYA✿
http://www.facebook.com/pages/MENATA-AKHLAQ-Menuju-Ridha-dan-Cinta-NYA/151031278301725?sk=wall

✿WANITA SHOLEHAH✿Mutiara Muslimah Sejati✿
http://www.facebook.com/pages/WANITA-SHOLEHAHMutiara-Muslimah-Sejati/209092795801754?sk=wall

✿INDAHNYA MERANGKAI Silaturrahmi dan Ukhuwah✿
https://www.facebook.com/pages/INDAHNYA-MERANGKAI-Silaturrahmi-dan-Ukhuwah/287949954551122?sk=wall

✿Abdul Haris Muenthazzar ✿
http://www.facebook.com/pages/Abdul-Haris-Muenthazzar/184515898303913?sk=wall

✿Blogspot.com✿

http://menataakhlaqmenujuridhadancinta-nya.blogspot.com/
http://wanitasholehahmutiaramuslimahsejati.blogspot.com/
http://indahnyamerangkaisilaturahmidanukhuwa.blogspot.com/

✿Follow Twitter @AH_Muenthazzar✿

✿Follow Twitter @MenataAkhlaq

❀SaLaM SantuN Erat SiLatuRahmi dan UkhuWaH FillaH✿
»»  Read More>>


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh





Sahabat saudaraku fillah..jodoh, rezeki dan kematian adalah rahasia Allah. Hanya Allah lah yang berhak menentukannya. Manusia hanya berusaha semaksimal mungkin baik usaha lahiriah maupun batiniah. Berikut amalan untuk menghadirkan jodoh:

1.Tunaikan perintah Allah baik yang wajib ditambah amalan sunnah dan jauhi perbuatan yang dilarang oleh Allah.

2.Berwudhu ,sholat lalu berdo’a

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu Anhu ia menuturkan : Rasulullah mengajarkan kepada kami istikharah dalam segala perkara sebagaimana beliau mengajarkan surat Al-Qur’an: Jika salah seorang dari kalian menghendaki suatu perkara, maka shalatlah dua rakaat selain shalat fardhu kemudian hendaklah mengucapkan :

“Allaahumma inni astakhiiruka bi’ilmika, wa astaqdiruka biqudratika wa as aluka min fadhlikal azhiimi. Fa innaka taqdiru wa laa aqdiru, wata’lamu wa laa a’lamu, wa anta allaamul ghuyuub.

“Allaahumma inkunta ta’lamu anna haadzal amra khairun lii fii diinii wama’aasyii wa ‘aaqibatu amrii, faqdirhu lii wa yassirhu lii tsumma baariklii fiihi. Wa inkunta ta’lamu anna haadzal amra syarrun lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibatu amrii fashrifhu annii fashrifni ‘anhu waqdir liyal khaira haytsu kaana tsumma ardhinii bihi, innaka ‘alaa kulli syai-in qadiir”.


“Ya Allah pilihkanlah untukku dengan kekuatan ilmu-MU, tentukanlah untukku dengan kehendakm-MU, aku minta kemurahan-MU yang sangat luas, karena Engkaulah yang bisa menentukan sesuatu dan aku tidak bisa, Engkau maha mengetahui apa yang tidak ku ketahui, dan Engkaulah yang paling tahu hal-hal yang ghaib. Ya Allah, jika sesuatu ini menurut-MU baik bagi diriku, kehidupanku dan kesudahan perkaraku maka pilihlah dia untukku dan mudahkanlah dia bagiku kemudian berkahilah, dan seandainya ini menjadi malapetaka bagiku, agamaku, kehidupanku dan kesudahan perkaraku maka jauhkanlah dia dariku sejauh-jauhnya, dan berilah aku kebaikan di mana saja berada dan ridhailah aku karenanya”. ( HR Bukhari ).


Setelah selesai berdoa, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi hidayah kedalam hati kita sampai kita menemukan kemantapan untuk memilih. Dan apabila masih ragu-ragu, maka disunatkan mengulangi shalat istikharah itu sampai menemukan kemantapan. Dan apabila kita berhalangan atau tidak mampu melakukan shalat istikharah maka disunatkan untuk membaca doanya saja.Selain itu kita bisa mengamalkan do’a agar diberi jodoh dan keturunan yang baik berikut ini :

♥ Rabbi laa tadarnii fardan wa anta khairul waaritsiin. ( Ya Rabbku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah pewaris yang paling baik) ( QS. Al-Anbiya : 89)

♥ Rabbanaa hablanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrata a’yunin wa aj’alnaa lilmuttaqiina imaamaa ( Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati ( kami ), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa) ( QS. Al-Furqan : 74).

♥ Do’a jodoh untuk laki-laki:

Rabbi hablii milladunka zaujatan thoyyibah akhtubuha wa atazawwaj biha watakuna shoohibatan lii fiddiini waddunyaa wal aakhirah ( Ya Rabb, berikanlah kepadaku istri yang terbaik dari sisi-Mu, istri yang aku lamar dan nikahi yang menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia dan akhirat ).

♥ Do’a jodoh untuk wanita :

Rabbi habli milladunka zaujan thayyiban wayakuuna shaahiban lii fiddiini waddunyaa wal aakhirah ( Ya Rabb, berikanlah kepadaku suami yang terbaik dari sisi-Mu, suami yang juga menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia dan akhirat ).

3.Rajin tilawah Al-Qur’an

“Dan Kami turunkan dari Al Quran itu suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman...“ (QS. Al- Isra : 82).

4. Istighfar sepenuh hati

Mungkin kesulitan yang kita alami adalah akibat dari kesalahan dan dosa yang diperbuat namun kita belum bertaubat. Dengan istighfar, memohon ampun kepada Allah dan bertekad untuk tidak mengulangi perbuatan dosa diharapkan Allah mengampuni dosa kita. “ Barang siapa yang menekuni istighfar niscaya Allah jadikan jalan keluar dari setiap kesulitan, Dia jadikan kelapangan dari setiap kesusahan dan Dia berikan rizki yang tidak diperkirakan.” ( HR. Abu Daud dan Nasa’i dari Ibnu Abbas ).

5. Bersedekah

Khalifah Ali bin Abi Thalib menyatakan: “pancinglah rezeki dengan sedekah”. Rezeki tidak hanya harta benda tapi termasuk juga pasangan hidup yang sholeh/sholehah. Sedekah tidak selalu harus dalam bentuk harta benda namun ucapan yang baik, senyum yang tulus terhadap sesama, menampakkan wajah yang ceria dan berbagai kebaikan juga termasuk sedekah.

6.Introspeksi diri

Nilailah diri sendiri secara jujur.Sudah layakkah diri ini menjadi pasangan yang baik? Mampukah memegang komitmen untuk bertanggung jawab, mencintai dan menyayangi dengan tulus,percaya,jujur dan setia terhadap pasangan? Maka segeralah perbaiki kekurangan diri sehingga Allah pantas memberi jodoh yang baik.

7.Memohon maaf dan minta do’a kepada orang tua

Mohonlah maaf kepada orang tua barangkali selama ini kita belum berbakti atau tanpa sadar kita menyakiti beliau. Dan mintalah do’a kepada orang tua agar dimudahkan mendapatkan jodoh. Dari Abu Hurairah berkata, bahwasannya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda: “ Ada tiga do’a yang langsung diterima oleh Allah secara langsung, yaitu do’a orang yang teraniaya, do’a seorang musafir, dan do’a orang tua terhadap anaknya.” ( HR. Imam Turmudzi , Ahmad dan Abu Dawud ).

8.Senantiasa menjaga hubungan persaudaraan dan perluas pergaulan

Dari Abu Hurairah bahwasannya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda: “ Barangsiapa ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menghubungkan tali persaudaraan.” (HR. Bukhari).

9. Menutup aurat

Katakanlah kepada wanita beriman: “ Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang ( biasa ) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya...” ( lihat selengkapnya QS. An Nur : 31 ).

Menutup aurat hukumnya wajib maka dengan kita mentaati perintah Allah akan mengundang pertolongan-Nya untuk memberikan jodoh yang baik.Namun jika berbagai usaha telah kita tempuh namun belum mendapatkan titik terang, maka bersabarlah.. cepat atau lambat sang pujaan hati kan datang, Insya Allah.

Silahkan di Tag/Share….Semua untuk Umat dan Syiar Islam, Silahkan saling bantu Tag sahabat-sahabat yang lain, Kunjungi Blog dan Page kami dan klik ''Like/Suka'' untuk Bergabung. ❀ Jazzakumullahu khayran wa Barakallahu fiikum. ❀


✿MENATA AKHLAQ Menuju Ridha dan Cinta-NYA✿
http://www.facebook.com/pages/MENATA-AKHLAQ-Menuju-Ridha-dan-Cinta-NYA/151031278301725?sk=wall

✿WANITA SHOLEHAH✿Mutiara Muslimah Sejati✿
http://www.facebook.com/pages/WANITA-SHOLEHAHMutiara-Muslimah-Sejati/209092795801754?sk=wall

✿INDAHNYA MERANGKAI Silaturrahmi dan Ukhuwah✿
https://www.facebook.com/pages/INDAHNYA-MERANGKAI-Silaturrahmi-dan-Ukhuwah/287949954551122?sk=wall

✿Abdul Haris Muenthazzar ✿
http://www.facebook.com/pages/Abdul-Haris-Muenthazzar/184515898303913?sk=wall

✿Blogspot.com✿

http://menataakhlaqmenujuridhadancinta-nya.blogspot.com/
http://wanitasholehahmutiaramuslimahsejati.blogspot.com/
http://indahnyamerangkaisilaturahmidanukhuwa.blogspot.com/

✿Follow Twitter @AH_Muenthazzar✿

✿Follow Twitter @MenataAkhlaq

❀SaLaM SantuN Erat SiLatuRahmi dan UkhuWaH FillaH✿

»»  Read More>>


✿(̆̃̃¤. ¸¸.-"¯`♥♥♥***•.ℒℴνℯ***✿(̆̃̃¤. ¸¸.-"¯`♥♥♥
Assalaamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.
●▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬●
(¯*•๑۩۞۩:♥Bismillaahir~Rahmaanir~Rahiim♥:۩۞۩๑•*¯)
●▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬●
♥♥♥.•*•. ♥♥.•*•. ♥ (`'•.¸♥ ¸.•'´) ♥ .•*•.♥♥.•*•. ♥♥♥
(♥)(♥)(`'•.¸♥ ¸.•'´),,,Sahabat Fillaah,,,(`'•.¸♥ ¸.•'´)(♥)(♥)
♥♥♥.•*•. ♥♥.•*•. ♥ (`'•.¸♥ ¸.•'´) ♥ .•*•.♥♥.•*•. ♥♥♥

Hemmmmm,,, browsing2 e,, tak sengaja dapet cerita,,, uhuiii,, pa bisa jdi pelajaran bt aq ya,, hehehe,,,
cekitout,, :D

Ada sebuah kisah cantik yg dikutip oleh Syaikh ’Abdullah Nashih ’Ulwan dlm Taujih Ruhiyah-nya. Kisah menarik ini, atau yg semakna dgnnya jg termaktub dlm karya agung Ibnul Qayyim Al Jauziyah yg khusus membahas para pencinta dan pemendam rindu, Raudhatul Muhibbin.

.•*´¯)...♥☆♥☆♥...
Ini kisah tentang seorang gadis yg sebegitu cantiknya. Dialah sang bunga di sebuah kota yg harumnya semerbak hingga negeri2 tetangga. Tak banyak yg prnah melihat wajahnya, sedikit yg prnah mndengar suaranya, dan bisa dihitung jari org yg prnah berurusan dgnnya. Dia seorang pemilik kecantikan yg terjaga bagaikan Bidadari di taman surga.

.•*´¯)...♥☆♥☆♥...
Sebagaimana wajarnya, sang gadis jg mmendam cinta. Cinta itu tumbuh, anehnya, kpd seorang pemuda yg blm prnah dilihatnya, blm prnah dia dengar suaranya, dan blm tergambar wujudnya dlm benak. Hanya karena kabar. Hanya karena cerita yg beredar. Bahwa pemuda ini tampan bagai Nabi Yusuf. Bahwa akhlaqnya suci, Bahwa ilmunya tinggi, Bahwa keshalihannya membuat iri, Bahwa ketaqwaannya tlh berulang kali teruji. Namanya kerap muncul dlm pembicaraan dan doa para ibu yg merindukan menantu.

.•*´¯)...♥☆♥☆♥...
Gadis pujaan itu tlh kasmaran sejak didengarnya dari sang bibi berkisah tentang pemuda idaman. Tetapi begitulah, cinta itu terpisah oleh jarak, terkekang oleh waktu, tersekat oleh rasa asing dan ragu. Hingga hari itu pun tiba. Sang pemuda berkunjung ke kota sigadis untuk sebuah urusan. Dan cinta sang gadis tak lagi bisa menunggu. Ia telah terbakar rindu pada sosok yg bayangannya mengisi ruang hati. Meski tak pasti adakah benar yg ia bayangkan tentang matanya, tentang alisnya, tentang lesung pipitnya, tentang ketegapannya, tentang semuanya. Meski tak pasti apakah cintanya bersambut sama.

.•*´¯)...♥☆♥☆♥...
Maka ditulisnyalah surat itu, memohon bertemu. dan ia mendapat jawaban. ”Ya”, katanya. Akhirnya mereka bertemu di satu tempat yg disepakati. Berdua saja. Awal-awal tak ada kata. Tapi bayangan masing2 tlh merasuk jauh menembus mata, menghadirkan rasa tak karuan dalam dada. Dan sang gadis yg mendapati bahwa apa yg ia bayangkan tak seberapa dibanding aslinya; kesantunannya, kelembutan suaranya, kegagahan sikapnya. Ia berkeringat dingin. Tapi diberanikannya bicara, karena demikianlah kebiasaan yg ada pada keluarganya.
”Maha Suci Allah”, kata sigadis sambil sekilas kembali memandang, ”Yang telah menganugerahi engkau wajah yg begitu tampan.”

.•*´¯)...♥☆♥☆♥...
Sang pemuda tersenyum. Ia menundukkan wajahnya. ”Andai saja kau lihat aku”, katanya, ”Sesudah tiga hari dikuburkan. Ketika cacing berpesta membusukkannya.Ketika ulat-ulat bersarang di mata. Ketika hancur wajah menjadi busuk bernanah. Anugerah ini begitu sementara. Janganlah kau tertipu olehnya.”
”Betapa inginnya aku”, kata sigadis, ”Meletakkan jemariku dlm genggaman tanganmu.”

.•*´¯)...♥☆♥☆♥...
Sang pemuda berkeringat dingin mendengarnya.Ia menjawab sambil tetap menunduk memejamkan mata. ”Tak kurang inginnya aku berbuat lebih dari itu. Tetapi coba bayangkan, kulit kita adlh api neraka; yg satu bagi yg lainnya. Tak berhak saling disentuhkan.Karena di akhirat kelak hanya akan menjadi rasa sakit. dan penyesalan yg tak berkesudahan.”

.•*´¯)...♥☆♥☆♥...
Si gadis ikut tertunduk. ”Tapi tahukah engkau”, katanya melanjutkan, ”Telah lama aku dilanda rindu, takut, dan sedih. Telah lama aku merindukan saat aku bisa meletakkan kepalaku di dadamu yg berdegub. Agar berkurang beban2, Agar Allah menghapus kesempitan dan kesusahan.”
”Jangan lakukan itu kecuali dengan haknya”, kata si pemuda. ”Sungguh kawan2 akrab pd hari kiamat satu sama lain akan mnjadi seteru, Kecuali mreka yg bertaqwa.”

(¯`*•.¸☆♥♥☆¸.•*´¯).
♥☆♥...(¯`*•.¸☆♥♥☆¸.•*´¯)...♥☆♥☆♥...(¯`*•.¸☆♥♥☆¸.•*´¯)...♥☆♥
Kita cukupkan sampai di sini sang kisah. Mari kita dengar komentar Syaikh ’Abdullah Nashih ’Ulwan tentangnya. ”Apa yg kita pelajari dari kisah ini?”,demikian beliau bertanya. ”Sebuah kisah yg indah. Sarat dgn ’ibrah dan pelajaran. Kita lihat bahwa sang pemuda demikian fasih membimbing sigadis untuk menghayati kesucian dan ketaqwaan kepada Allah.”

.•*´¯)...♥☆♥☆♥...
”Tapi”, kata beliau memberi catatan. ”Dalam kisah indah ini kita tanpa sadar melupakan satu hal. Bahwa sang pemuda dan gadis melakukan pelanggaran syari’at, bahwa sang pemuda mencampur adukkan kebenaran dan kebathilan. Bahwa ia meniupkan nafas da’wah dlm atmosfer yg ternoda. Dan dampaknya bisa kita lihat dlm kisah; sang gadis sama sekali tak mengindahkan da’wahnya. bahkan ia makin berani dlm kata2, mengajukan permintaan2 yg makin meninggi tingkat bahayanya dlm pandangan syari’at Allah.”

.•*´¯)...♥☆♥☆♥...
Ya. Dia sama sekali tak memperhatikan isi kalimat da’wah sang pemuda. Buktinya, kalimatnya makin berani dan menimbulkan syahwat dlm hati. Mula2 hanya mengagumi wajah, Lalu membayangkan tangan bergandengan, jemarinya menyatu bertautan, Kemudian membayangkan berbaring dlm pelukan.
Subhanallah,,,, bagaimana jika percakapan diteruskan tanpa batas waktu???!!
”Kesalahan itu”, kata Syaikh ’Abdullah Nashih ’Ulwan memungkasi, ”Telah terjadi sejak awal.” Apa itu? ”Mereka berkhalwat! Mereka tak mengindahkan peringatan syari’at dan pesan Sang Nabi tentang hal yg satui ni.”

.•*´¯)...♥☆♥☆♥...
Ya. Mereka berkhalwat! Bersepi berduaan. Ya, Sang pemuda memang sedang berda’wah, Tapi meminjam istilah salah seorang Akhi yg paling saya cintai dlm ’surat cinta’-nya yg masih saya simpan hingga kini, ini adalah ”Da’wah dusta!”
Da’wah dusta, Di jalan cinta para pejuang, mari kita hati-hati terhadap jebakan syaithan. Karena yg tampak indah sllu hrs diperiksa dgn ukuran kebenaran.

♥♥.•*´¨`*•. (`'•.¸ (`'•.¸*¤* ¸.•'´) ¸.•'´) .•*´¨`*•.♥♥
♥♥ ✿♥ ✿♥ ...Semoga bermanfaat... ✿♥ ✿♥ ♥♥
♥♥`*•.¸¸.•* (¸.•'´ (¸.•'´*¤* `'•.¸) `'•.¸) `*•.¸¸.•*♥♥

»»  Read More>>


Menjadi Kaya Yang Dirindu Syurga


Harta adalah amanah dari Alloh SWT. Banyak orang yang berkata bahwa harta adalah saudara kandung nyawa. Keduanya saling bersinergi dalam mendukung dan menopang kehidupan manusia di dunia. Maka menjaga harta adalah sesuatu yang asasi seperti halnya menjaga nyawa. Dalam kajian ilmu fiqih harta (al-maal) termasuk bagian dari 5 hal pokok yang harus dijaga dan dilindungi dalam Islam (adh-dharuriyyaat al-khams). Penjagaan harta sama pentingnya dengan penjaan agama (ad-diin), akal (al-aql), jiwa (an-nafs) dan keturunan (ad-dhuriyyah).

Alloh SWT telah menciptakan manusia lengkap dengan fasilitas harta. Bahkan, sebelum manusia diciptakan Alloh telah mencatat dengan detail dalam lembaran takdirnya tentang bagian rezeki (baca harta) yang akan diberikan di dunia. Sebagaimana sabda Rasulullah: “Sesungguhnya setiap kalian dikumpul kan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari berupa nuthfah (sperma) kemudian menjadi ‘alaqoh (segumpal darah) selama waktu itu juga, kemudian menjadi mudghoh (segumpal daging) selama waktu itu pula, kemudian Alloh mengutus malaikat meniupkan ruh kepadanya dan mencatat 4 perkara yang telah ditentukan yaitu: rezeki (harta), ajal, amal perbuatan dan sengsara atau bahagiannya” (HR.Bukhori-Muslim).

Berdasarkan informasi hadits tersebut, sungguh benar bahwa Alloh menyertai ajal seseorang dengan rezekinya masing-masing. Artinya, selama manusia hidup (bernyawa) maka selama itu pula rezekinya masih terus ada. Menyikapi hadits tersebut, bukan berarti kita tidak perlu berusaha dalam mendapatkan harta. Justru kita harus giat bekerja dan berusaha mendapatkan harta tersebut, karena kita tidak tahu takdir rezeki kita seberapa. Jangan karena alasan tawakkal kita tidak mau bekerja dan berusaha.

Sebuah kisah, saat Syaqiiq melihat burung yang patah kedua sayapnya, ia dapati burung tersebut tetap mendapat makanan yang dibawa oleh burung lain yang sehat. Kemudian ia berkata, “Dzat yang mengilhami burung sehat untuk menyantuni burung yang patah kedua sayapnya di tempat yang sepi ini pastilah berkuasa untuk memberiku rezeki di manapun aku berada. Maka, aku putuskan untuk berhenti bekerja dan aku menyibukkan diriku dengan ibadah kepada Allah”. Kemudian Ibrahim bin Adham menegurnya, “Wahai Syaqiiq, mengapa kamu serupakan dirimu dengan burung yang cacat itu? Mengapa engkau tidak berusaha menjadi burung sehat yang memberi makan burung yang sakit itu? Bukankah itu lebih utama?

Alloh telah memerintahkan kita untuk bekerja dan beramal. Saat kita bekerja dengan ikhlas niscaya kita akan mendapatkan pahala berlimpah. Alloh dan Rasulnya serta orang-orang mukmin akan melihat amal dan kerja kita. Sebagaimana firman Alloh SWT:
“dan katakanlah: bekerjalah kalian, niscaya Alloh dan Rasulnya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaan kalian, dan kalian akan dikembalikan kepada Alloh yang maha mengetahui yang ghoib dan yang nyata, lalu diberikannya kepada kalian apa yang telah kalian kerjakan (QS. At-Taubah[9]:105)”

Ayat tersebut hendaknya menginspirasi kita untuk selalu aktif dan kreatif dalam mendatangkan rezeki Alloh. Kita mesti mengoptimalkan semua potensi, daya dan kemampuan baik yang lahir maupun batin guna mendatangkan harta yang melimpah dan halal. Namun, kita tidak boleh lupa bahwa harta yang berwujud materi bukanlah semata-mata kekayaan kita. Justru kita memiliki kekayaan sejati yang sangat berharga, yaitu kekayaan hati. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW: “Bukanlah kaya itu karena banyaknya harta benda, tetapi kaya yang sejati adalah kaya hati”(HR. Bukhori dan Muslim)

Dalam kenyataan kehidupan negeri ini, sepertinya makna hadits tersebut jauh dari karakter diri kita. Betapa banyak manusia yang rela mengorbankan harga diri, kehormatan dan kesucian jiwa hanya untuk mengejar harta benda. Betapa mudahnya mereka melakukan penipuan, suap dan korupsi dengan terang-terangan. Harta benda saudaranya direbut dengan paksa. Rumah dan tempat tinggal saudaranya digusur dengan semena-mena. Sawah ladang tetangganya dipindah sertifikat dengan leluasa. Data laporan keuangan negaranya dimanipulasi dengan bangga, seolah tanpa dosa. Semua itu dilakukan hanya untuk satu tujuan, “menumpuk harta”. Bahkan mereka amat sangat mencintai harta, takut kehilangan dan bakhil.

Sungguh sangat berbeda kondisi kita dengan karakter sosok manusia pilihan. Rasulullah, Abu Bakar, Umar dan Utsman adalah contoh manusia yang dikaruniai kekayaan harta dan hati. Mereka meletakkan harta hanya di tangan, bukan di hati. Mudah bagi mereka menginfaqkan harta untuk menegakkan kalimat Alloh. Mereka saling berlomba dalam menginfaqkan hartanya di jalan Alloh. Tidak ada sama sekali kekhawatiran akan hilangnya harta. Kalaupun harta mereka hilang, itu pun tidak sampai melukai hati, hati mereka tetap kaya. Kaya harta dan kaya hati, itulah profil manusia yang dirindu surga

Sebagai seorang mu’min kita dituntut agar memiliki kekayaan harta dan hati. Dua kekayaan inilah yang akan memudahkan langkah kita menuju keridhaan Alloh SWT. Hampir dipastikan bahwa sebagian besar kewajiban seorang mu’min hanya akan sempurna jika ditopang dengan kekayaan harta benda dan hati yang suci. Infaq, shodaqoh, zakat dan haji adalah contohnya. Kita tidak akan bisa melakukan kewajiban tersebut selamanya, jika dalam kondisi miskin harta dan miskin hati.

Dalam banyak ayat, Alloh SWT memerintahkan hambanya untuk berjihad dengan harta dan jiwa. “Orang-orang yang beriman, berhijrah dan berjihad di jalan Alloh dengan harta dan jiwa, mereka memiliki derajat yang tinggi di sisi Alloh (QS. At-Taubah 20)”. Dalam ayat lain disebutkan, “berangkatlah dalam kondisi ringan dan berat dan berjihadlah di jalan Alloh dengan harta dan jiwa kalian, yang demikian itu lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui (QS. At-Taubah: 41)” Bahkan, Rasulullah pernah mengingatkan kita dalam sabda Beliau, “Takutlah kepada api neraka meskipun hanya dengan bersedekah separuh biji kurma” (HR. Bukhori dan Muslim). Ayat Alloh dan peringatan Rasulullah tersebut menunjukkan bahwa jihad dengan kekayaan harta dan hati akan mendekatkan diri kita menuju surga dan menjauhkan dari api neraka.

Maka, mari saatnya kita berusaha “menjadi kaya yang dirindu surga”

ﷲ INSYA ALLAH ﷲ Bermanfaat


Semuanya dari Alloh milik Alloh untuk disebar luaskan demi tegaknya Islam... ^_^

Maka dipersilahkan untuk men-share/membagikan dan meng-copy paste-nya....

Silahkan tag sendiri yaa...

Gabung di sini yuukk.. :

https://www.facebook.com/vera.berharap.ridhonya.1

http://www.facebook.com/pages/Taman-Hikmah-Islami/258172537533741


http://www.facebook.com/pages/Alquran-dan-Hadits/167465033273623

http://www.facebook.com/pages/1-Ayat-Al-Quran-1-Tafsiran/249765705041493


http://www.facebook.com/pages/INSYA-ALLAH/172805932789734


http://www.facebook.com/PENDAMBA.SURGA.ALLAH


http://www.facebook.com/pages/Subhanallah-Alhamdulillah-Allahu-Akbar/198460586889916


dikutib dari : http://www.facebook.com/media/set/?set=a.260770900659705.56941.139984956071634&type=1

*•♥•*´¨`*•.♥♥.•*´¨`*•.*♥ ✿♥✿♥*.•*´¨`*•.♥♥.•*´¨`*•♥•*
»»  Read More>>


Bismillah.....

Di Madinah ada seorang wanita cantik shalihah lagi bertakwa. Bila malam mulai merayap menuju tengahnya, ia senantiasa bangkit dari tidurnya untuk shalat malam dan bermunajat kepada Allah. Tidak peduli waktu itu musim panas ataupun musim dingin, karena disitulah letak kebahagiaan dan ketentramannya. Yakni pada saat dia khusyu’ berdoa, merendah diri kepada sang Pencipta, dan berpasrah akan hidup dan matinya hanya kepada-Nya.Dia juga amat rajin berpuasa, meski sedang bepergian. Wajahnya yang cantik makin bersinar oleh cahaya iman dan ketulusan hatinya.

Suatu hari datanglah seorang lelaki untuk meminangnya, konon ia termasuk lelaki yang taat dalam beribadah. Setelah shalat istiharah akhirnya ia menerima pinangan tersebut. Sebagaimana adat kebiasaan setempat, upacara pernikahan dimulai pukul dua belas malam hingga adzan subuh. Namun wanita itu justru meminta selesai akad nikah jam dua belas tepat, ia harus berada di rumah suaminya. Hanya ibunya yang mengetahui rahasia itu. Semua orang ta’jub. Pihak keluarganya sendiri berusaha membujuk wanita itu agar merubah pendiriannya, namun wanita itu tetap pada keinginannya, bahkan ia bersikeras akan membatalkan pernikahan tersebut jika persyaratannya ditolak. Akhirnya walau dengan bersungut pihak keluarga pria menyetujui permintaan sang gadis...

Waktu terus berlalu, tibalah saat yang dinantikan oleh kedua mempelai. Saat yang penuh arti dan mendebarkan bagi siapapun yang akan memulai hidup baru. Saat itu pukul sembilan malam. Doa ‘Barakallahu laka wa baaraka alaika wa jama’a bainakuma fii khairin’ mengalir dari para undangan buat sepasang pengantin baru. Pengantin wanita terlihat begitu cantik. Saat sang suami menemui terpancarlah cahaya dan sinar wudhu dari wajahnya. Duhai wanita yang lebih cantik dari rembulan, sungguh beruntung wahai engkau lelaki, mendapatkan seorang istri yang demikian suci, beriman dan shalihah...


Jam mulai mendekati angka dua belas, sesuai perjanjian saat sang suami akan membawa istri ke rumahnya. Sang suami memegang tangan istrinya sambil berkendara, diiringi ragam perasaan yang bercampur baur menuju rumah baru harapan mereka. Terutama harapan sang istri untuk menjalani kehidupan yang penuh dengan keikhlasan dan ketakwaan kepada Allah.

Setibanya disana, sang istri meminta ijin suaminya untuk memasuki kamar mereka. Kamar yang ia rindukan untuk membangung mimpi-mimpinya. Dimana di kamar itu ibadah akan ditegakkan dan menjadi tempat dimana ia dan suaminya melaksanakan shalat dan ibadah secara bersama-sama. Pandangannya menyisir seluruh ruangan. Tersenyum diiringi pandangan sang suami mengawasi dirinya...


Senyumnya seketika memudar, hatinya begitu tercekat, bola matanya yang bening tertumbuk pada sebatang mandolin yang tergeletak di sudut kamar. Wanita itu nyaris tak percaya. Ini nyatakah atau hanya fatamorgana? Ya Allah, itu nyanyian? Oh bukan, itu adalah alat musik. Pikirannya tiba-tiba menjadi kacau. Bagaimanakah sesungguhnya kebenaran ucapan orang tentang lelaki yang kini telah menjadi suaminya. Oh…segala angan-angannya menjadi hampa, sungguh ia amat terluka. Hampir saja air matanya tumpah. Ia berulang kali mengucap istighfar, Alhamdulillah ‘ala kulli halin. “Ya bagaimanapun yang dihadapi alhamdulillah. Hanya Allah yang Maha Mengetahui segala kegaiban.”

Ia menatap suaminya dengan wajah merah karena rasa malu dan sedih, serta setumpuk rasa kekhawatiran menyelubung. “Ya Allah, aku harus kuat dan tabah, sikap baik kepada suami adalah jalan hidupku.” Kata wanita itu lirih di lubuk hatinya. Wanita itu berharap, Allah akan memberikan hidayah kepada suaminya melalui tangannya...


Mereka mulai terlibat perbincangan, meski masih dibaluti rasa enggan, malu bercampur bahagia. Waktu terus berlalu hingga malam hampir habis. Sang suami bak tersihir oleh pesona kecantikan sang istri. Ia bergumam dalam hati, “Saat ia sudah berganti pakaian, sungguh kecantikannya semakin berkilau. Tak pernah kubayangkan ada wanita secantik ini di dunia ini.” Saat tiba sepertiga malam terakhir, Allah ta’ala mengirimkan rasa kantuk pada suaminya. Dia tak mampu lagi bertahan, akhirnya ia pun tertidur lelap. Hembusan nafasnya begitu teratur. Sang istri segera menyelimutinya dengan selimut tebal, lalu mengecup keningnya dengan lembut. Setelah itu ia segera terdorong rasa rindu kepada mushalla-nya dan bergegas menuju tempat ibadahnya dengan hati melayang...


Sang suami menuturkan, “Entah kenapa aku begitu mengantuk, padahal sebelumnya aku betul-betul ingin begadang. Belum pernah aku tertidur sepulas ini. Sampai akhirnya aku mendapati istriku tidak lagi disampingku. Aku bangkit dengan mata masih mengantuk untuk mencari istriku. Mungkin ia malu sehingga memilih tidur di kamar lain. Aku segera membuka pintu kamar sebelah...

Gelap, sepi tak ada suara sama sekali. Aku berjalan perlahan khawatir membangunkannya. Kulihat wajah bersinar di tengah kegelapan, keindahan yang ajaib dan menggetarkan jiwaku. Bukan keindahan fisik, karena ia tengah berada di peraduan ibadahnya. Ya Allah, sungguh ia tidak meninggalkan shalat malamnya termasuk di malam pengantin. Kupertajam penglihatanku. Ia rukuk, sujud dan membaca ayat-ayat panjang. Ia rukuk dan sujud lama sekali. Ia berdiri di hadapan Rabbnya dengan kedua tangan terangkat. Sungguh pemandangan terindah yang pernah kusaksikan. Ia amat cantik dalam kekhusyu’annya, lebih cantik dari saat memakai pakaian pengantin dan pakaian tidurnya. Sungguh kini aku betul-betul mencintainya, dengan seluruh jiwa ragaku.”

Seusai shalat ia memandang ke arah suaminya. Tangannya dengan lembut memegang tangan suaminya dan membelai rambutnya. Masya Allah, subhanallah, sungguh luar biasa wanita ini. Kecintaannya pada sang suami, tak menghilangkan kecintaannya kepada kekasih pertamanya, yakni ibadah. Ya, ibadah kepada Allah, Rabb yang menjadi kekasihnya. Hingga bulan kedepan wanita itu terus melakukan kebiasaannya, sementara sang suami menghabiskan malam-malamnya dengan begadang, memainkan alat-alat musik yang tak ubahnya begadang dan bersenang-senang. Ia membuka pintu dengan perlahan dan mendengar bacaan Al-Qur’an yang demikian syahdu menggugah hati. Dengan perlahan dan hati-hati ia memasuki kamar sebelah. Gelap dan sunyi, ia pertajam penglihatannya dan melihat istrinya tengah berdoa...

Ia mendekatinya dengan lembut tapi cepat. Angin sepoi-sepoi membelai wajah sang istri. Ya Allah, perasaan laki-laki itu bagai terguyur. Apalagi saat mendengar istrinya berdoa sambil menangis. Curahan air matanya bagaikan butiran mutiara yang menghiasi wajah cantiknya.

Tubuh lelaki itu bergetar hebat, kemana selama ini ia pergi, meninggalkan istri yang penuh cinta kasih? Sungguh jauh berbeda dengan istrinya, antara jiwa yang bergelimang dosa dengan jiwa gemerlap di taman kenikmatan, di hadapan Rabbnya.

Lelaki itu menangis, air matanya tak mampu tertahan. Sesaat kemudian adzan subuh. Lelaki itu memohon ampun atas dosa-dosanya selama ini, ia lantas menunaikan shalat subuh dengan kehusyuan yang belum pernah dilakukan seumur hidupnya.
Inilah buah dari doa wanita shalihah yang selalu memohonkan kebaikan untuk sang suami, sang pendamping hidup.

Beberapa tahun kemudian, segala wujud pertobatan lelaki itu mengalir dalam bentuk ceramah, khutbah, dan nasihat yang tersampaikan oleh lisannya. Ya lelaki itu kini telah menjadi da’i besar di kota Madinah.


Memang benar, wanita shalihah adalah harta karun yang amat berharga dan termahal bagi seorang lelaki bertakwa. Bagi seorang suami, istri shalihah merupakan permata hidupnya yang tak ternilai dan “bukan permata biasa”. (Dari kumpulan kisah nyata, Abdur Razak bin Al Mubarak)


~Hikayat yg perlu di renung-renungkan...~

»»  Read More>>

About Me

My photo
anak tangga yang tak terpijak,,, menanti untuk dipijak,, dan teraniyaya bila terpijak,,,
Powered by Blogger.

Followers

Language

Catatanku

Catatanku
Tentangku

Al-Qur'an



Hadist

Search in the Hadith
Search:
in
Download | Free Code
www.SearchTruth.com

Al-Ikhwan

Download

Facebook

Floating Share